Laman

Rabu, 30 Juni 2010

teori belajar piaget

Piaget merupakan salah satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi.
Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu 1) memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman – pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud, 2) mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan, 3) memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu – individu ke dalam bentuk kelompok – kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal, 4) mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan – gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.

B. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
A. Pandangan Tentang Belajar
Psikologi kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu teori psikoloig kognitif memandang beljar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi.
ntisari dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara konstan memberikan informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki, kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang baru diperoleh . Agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar, maka ia harus melibatkan diri secara aktif.
B. Pembelajaran Aliran Kognitif.
1. Pembelajaran menurut Jean Piaget.
Prinsip utama pembelajaran.
a) Belajar aktif
Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya melakukan percobaan. Manipulasi symbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban sendiri, membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.
b) Belajar lewat interakksi sosial.
Tanpa intraksi sosial, perkembangan kognitif anank akan tetap bersifat egosentris. Sebaliknya lewat interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah pada banyak pandangan dengan macam-macam sudut pandang dari alternatif tindakan.
c) Belajar lewat pengalaman sendiri.
Bahasa memang memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif , namun bila menggunakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi tanpa pernah karena pengalaman sendiri makaperkembangan anak cenderung mengarah pada verbalisme.
2. Pembelajaran menurut JA Brunner
Dalam pengajaran disekolah, Brunner mengajukan bahwa dalam pembelajaran hendaknya mencakup :
a) Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar.
b) Pensturkturasi pengetahuan untuk pemahaman optimal
1. Penyajian.
a) Cara penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal.
Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.
b) Cara epenyajian simbolik
Penyajian simbolik dibuktikan oleh kemauan seseorang lebih memperhatikan preposisi/ pernyataan daripada obyek-obyek yeng memberikan struktur hirarkis pada konsep-konsep an kemungkinan alternative dalam suatu cara kombinatorial
2. Ekonomi
Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran, dan diproses untuk mencapai pemahaman.
3. Kekuasa kekuatan
Kuasa dari suatu penyajian juga dapat diartikan sebagai kemampuan penyajian itu untuk menghubung-hubungkan hal-hal yang kelihatannya dangat terpisah-pisah.
c) Perincian urutan penyajian materi pelajaran.
d) Cara pemberian “reinforcement”.
3. Pembelajaran menurut David Ausable
Prinsip-prinsip pembelajaran :
a) Pengaturan awal
Pengaturan awal dapat digunakan guru dalam membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya.
b) Deferen siasi progresif.
Dalam proses belajar bermakna perlua ada pengmbangan dan evaluasi konsep-konsep. Caranya, unsure yang paling umum dan inklusif diperkenalkan dahulu kemudian baru yang lebih mendetail, berarti pembelajaran dari umum ke kuhsus.
c) Belajar super ordinat
Adalah proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan kearah deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif tersebut.
d) Penyesuaian integrative.
C. Teori Belajar Pengolahan Informasi
1. Penampungan kesan-kesan penginderaan jangka pendek (STSS)
Komponen pertama system memori yang berfungsi menerima informasi baru adalah pusat kemampuan kesan-kesan penginderaan/disebut memori inderawi. Stimulus yang dapat membangkitkan perhatian.
a) Stimulus Psiko fisik (Psycohysical Stimulus)
Variasi intensitas, ukuran, suara dan warna suatu stimulus dapat memunculkan respon tertentu.
b) Stimulus emosional (emotional stimulus)
Guru mamu “mengkoordinasi” materi pembelajaran, maka akan mampu membangkitkan emosi siswa yang pada akhirnya siswa cepat memahami pelajaran baru.
c) Stimulus kesenjangan (Diskrepant Stimulus)
Stimulus yang mampu membangkitkan sebagian tergantung pada aspek kebaharuan, kompleksitas, dan keunikannya.
d) Manding stimulus (Manding Stimulus)
Merupakan pernyataa verbal yang memiliki konsekwensi tinggi.
2. Memori Jangka Pendek (STM) dan memori kerja (WM)
Informasi yag diamati dan diperhatikan oleh seseorang akan masuk kedalam memori jangka pendek (STM)atau memori kerja (WM). Melalui penampungan penginderaan jangka pendek (STSS). STM adalah system penyimpanan yang mampu menyimpan sejumlah informasi selama beberapa detik. Demikian pula STM merupakan bagian dari memori dimana suatu informasi pada akhirnya dipikirkan untuk disimpan. Apabila seseorang berhenti untuk memikirkan informasi yang baru masuk, maka nformasi akan segera hilang dari STMnya.
Keterbatasan kapasitas yang dimiliki STM juga memiliki implikasi penting dalam pembelajaran.Guru tidak boleh terlalu banyak menyajikan gagasan dalam sekali pembelajaran kecualijika gagasan itu diorganisir dengan baik dan dihubungkan dengan informasi yang telah ada didalam LTM siswa, sehingga STM mereka dengan bantuan LTMdapat mengkoordinasi seluruh gagasan tersebut.
3. Memori Jangka Panjang.
Teori belajar kognitif membagi memori jangka panjang kedalam 3 bagian :
a) Memori episodic (Episodic memory)
Adalah memori tentang pengalaman personal, yakni semacam gambaran mental mengenai sesuatu yang telah dilihat /didengar.
b) Memori semantic (semantic memory)
Berisi tentang fakta dan informasi tergeneralisasi yang telah diketahui sebelumnya, konsep-konsep prinsip, dan cara menggunakan informasi tersebut, serta keterampilan pemecahan masalah dan strategi belajar.
c) Memori procedural (procedural memory)
Menunju pad apengetahuan tentang cara mengerjakan sesuatu, t erutama alam mengerjakan tugas-tugas fisik. Jenis memori ini disimpan dalam serangkaian pasangan stimulus-respon.
D. Lupa dan Ingat.
Salah satu alasan penting orang mengalami lupa adalah karena faktor interferensi. Interferensi terjadi apabila informasi bercampur dengan atau tergeser oleh informasi yang lain. Salah satu bentuk interferensi adalah ketika orang mengalami hambatan dalam melakukan rehersal atas informasi yang dimiliki karena adanya informasi lain.
Interferensi ada 2 bentuk :
1. Interferensi tetro aktif terjadi apabila informasi yang telah dipelajari mengganggu siswa dalam mempelajari infomasi berikutnya.
2. Interferensi proaktif, terjadi apabila informais yang baru dipelajari mengganggu seseorang dalam mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
Cara untuk mengurangi interfernsi retro aktif.
1. Konsep yang sama atau yang memiliki karakteristik sama hendaknya tidak diajarkan dalam waktu yang berdekatan.
2. Menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dalam mengajarkan konsep yang sama, menggunakan metode pembelajaran bervariasi dalam mengajarkan konsep yang sama.
Bentuk pelancaran dalam membangkitkan ingatan.
a) Pelancaran proaktif
Yaitu seseorang akan mengingat informasi sebelumnya apa bila informasi yang baru dipelajari memiliki karakteristik yang sama.
b) Penalaran retro aktif.
Yaitu seseorang yang mempelajari informasi baru akan memantapkan ingatan informasi yang telah dipelajari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar