Laman

Senin, 06 Desember 2010

musik klasik

ANAK CERDAS DAN KREATIF BERKAT ALUNAN MUSIK
Musik tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Bahkan musik bisa dipakai untuk memutar janin sungsang kembali ke posisi normal. Sumber : Majalah Intisari Dibandingkan dengan kemampuan rata-rata anak seusianya, anak dari Ny. Ir. Catharina (30) jauh lebih baik. Ketika berusia dua bulan, anaknya sudah bisa tertawa terbahak-bahak. Di usia 3,5 bulan, sudah bisa melepas kacamata kakeknya. Bahkan, ketika umurnya menginjak empat bulan, sudah bisa bersalaman. Semua itu bukan tanpa sebab. Ketika hamil, Ny. Catharina ingat cerita orang tuanya bahwa musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart bisa membuat perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak. Dari situlah ia lalu berusaha untuk selalu mendengarkan musik klasik. Dalam perjalanan ke kantornya, musik yang buat banyak orang terasa berat itu terus mengalun dari kaset di dalam mobilnya. Baginya mendengarkan musik klasik bukanlah kegiatan aneh apalagi membosankan karena kebetulan ia pencinta musik klasik. Ia justru terhibur di tengah-tengah kemacetan lalu lintas ibukota. Kedua belahan otak harus imbang
Mendengarkan musik klasik sebenarnya merupakan bagian dari beberapa stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil kepada janin di dalam kandungannya. Demikian kata Prof. Dr. Utami Munandar dalam seminar "Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik terhadap Janin dan Kehamilan", di Jakarta, November silam. Menurut guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu, stimulasi tersebut meliputi stimulasi fisik-motorik dengan "mengelus-elus" jabang bayi melalui kulit perut sang ibu, stimulasi kognitif dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan stimulasi afektif dengan menyentuh perasaan bayi. Makin sering dan teratur perangsangan diberikan, makin efektif pengaruhnya. Pada janin, musik akan merangsang perkembangan sel-sel otak. Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga tahun. Namun, menurut dr. Jimmy Passat, ahli saraf dari FKUI-RSCM, dan Isye Widodo, S.Psi, koordinator Parent Education Program RSAB Harapan Kita, Jakarta, intervensi ini haruslah seimbang. Orang tua sebaiknya tidak hanya menstimulasi kemampuan otak kiri, tetapi juga otak kanannya. Oleh para pakar, organ pengontrol pikiran, ucapan, dan emosi ini memang dibedakan atas dua belahan, kiri dan kanan, dengan fungsi berbeda. Otak kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, serta pengembangan kepribadian. Sementara otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik seperti baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, dan peristiwa), logika, dan analisis. Oleh karena itu, bila stimulasi dilakukan secara seimbang, diharapkan anak yang dilahirkan kelak tidak cuma memiliki kemampuan akademik yang baik tetapi juga kreatif. Kalau dia pintar matematika, dia juga mampu berbahasa, menulis, dan mengarang dengan baik. Sementara itu bagi ibu hamil, musik - terutama yang klasik - bisa membebaskannya dari stres akibat kehamilan. Ini sangat baik sebab, menurut dr. Suharwan Hadisudarmo Sp.OG. MMR, stres yang tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk bagi ibu yang bersangkutan dan perkembangan janin di rahimnya. Stres pada wanita hamil akan meningkatkan kadar renin angiotensin, yang memang sudah meningkat pada wanita hamil sehingga akan mengurangi sirkulasi rahim-plasenta-janin. Penurunan sirkulasi ini menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen kepada janin berkurang. Perkembangan janin pun terhambat. Hambatan macam ini bisa dihilangkan atau dikurangi bila si ibu mendengarkan musik klasik, terutama karya Mozart. Memang, tidak setiapibu hamil menyukai musik klasik. Namun, kalau didengarkan secara berulang-ulang hingga hafal, akan terasa letak indahnya musik klasik ini. Keindahan dan ketenangan inilah yang membuat musik klasik itu istimewa. Cukup 30 menit sehari
Mungkin semua jenis musik, dari yang tradisional hingga modern, bisa pula dimanfaatkan untuk hal yang sama. Namun, hingga saat ini yang sudah diteliti dan menunjukkan hasil positif baru musik klasik, terutama karya Mozart. Jenis musik ini terbukti efektif dalam menstimulasi perkembangan otak belahan kanan dari janin. Menurut Suzuki (1987), seperti dikutip Utami, bila anak dibesarkan dalam suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart yang penuh kasih sayang akan tumbuh juga dalam dirinya. Mendengar alunan musik yang tenang, jantung si janin berdenyut dengan tenang pula. Bahkan, setelah dilahirkan mendengarkan musik klasik juga memberi pengaruh baik bagi si bayi. Sekadar contoh, seperti diberikan Utami, seorang bayi berusia tiga bulan, yang sejak lahir sering diputarkan musik klasik, mampu menggerakkan badannya sesuai dengan iramanya. Jika irama makin cepat menuju klimaks, gerakan bayi lebih cepat dan aktif, dan ketika musik berhenti dia menunjukkan ketidaksenangan. Sementara untuk merangsang belahan otak kiri yang bertanggung jawab terhadap kemampuan akademik, tambah Isye, musik dengan syair yang mendidik terbukti memberi pengaruh baik. "Saya menggunakan lagu-lagu anak-anak Indonesia . Itu merupakan eksperimen saya sendiri. Nah, intervensi yang saya gunakan selama ini ternyata ada gunanya. Bayi yang dilahirkan, ketika berusia dua tahun ternyata memiliki kemampuan komunikasi pasif dan aktif seperti anak usia empat tahun. Contoh lainnya, bayi berusia tiga bulan umumnya belum ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata ''a-e-o''. Tapi bayi yang, ketika masih dalam kandungan, mendapat terapi musik sudah bisa mengeluarkan kata-kata itu, kemampuan berbahasanya lebih cepat," ungkapnya. Isye juga menyatakan, lagu anak-anak yang dipilih untuk terapi cukup dua tiga lagu. Musik bersyair itu misalnya lagu anak-anak ciptaan Ibu Sud atau Ibu Kasur. Menurut dia, Pelangi-Pelangi merupakan lagu paling disukai. "Pada akhir lagu itu '' kan ada syair ''... ciptaan Tuhan''. Jadi sejak janin, calon anak ini sudah mengenal kata Tuhan," jelasnya. Stimulasi perkembangan otak janin ini bisa dilakukan sejak usia kehamilan 18 - 20 minggu. Menurut Harold I. Kaplan, Benjamin J. Sadock, dan Jack A. Grebb, pada usia itu janin sudah dapat mendengar. Dia juga sudah bisa bereaksi terhadap suara dengan memberi respons berupa kontraksi otot, pergerakan, dan perubahan denyut jantung. Bahkan, pada usia itu perkembangan mental emosional janin sudah dapat dipengaruhi musik. Mendengarkannya bisa dilakukan di mana saja. Namun, untuk tujuan terapi sebaiknya dilakukan di tempat khusus untuk terapi dan dipandu oleh pakarnya. "Di tempat terapi ini akan tercipta suasana kebersamaan. Dengan kebersamaan itu, mereka bisa bertukar pengalaman dan sebagainya, sehingga saat menghadapi persalinan persiapan mental mereka sudah bagus dan rasa percaya dirinya juga bagus," jelas Isye. Di samping itu ibu hamil dianjurkan pula mendengarkan musik di rumah secara teratur. Dalam melakukan terapi musik, ibu hamil mesti melalui tahapan relaksasi fisik dan mental sebelum memasuki tahapan stimulasi terhadap janin. "Untuk mencapai rileks fisik saya memberikan relaksasi progresif di mana ibu-ibu mengendurkan dan mengencangkan otot-ototnya, mengatur pernapasan dan sebagainya. Setelah secara fisik rileks, baru memasuki relaksasi mental. Dalam relaksasi mental, saya mengucapkan kata-kata yang bersifat sugesti dan menguatkan. Jadi secara fisik mereka rileks, dan saya membawa mereka ke dalam suasana di mana mereka bisa melupakan semua konflik yang mereka rasakan sebelumnya. Mereka hanya berkonsentrasi untuk terapi. Pada saat diberi instruksi-instruksi untuk relaksasi, diperdengarkan alunan musik yang bisa membangkitkan perasaan rileks. Setela
Diterbitkan di: Agustus 02, 2007

Intelegensi anak
• Apr 5, 2010 at 9:40 PM
• Post a comment
# Anak Cerdas Bukan Karena Keturunan #
Anggapan bahwa kecerdasan anak hanya dapat diturunkan oleh orangtua yang juga cerdas, tampaknya harus diubah. Dengan gizi dan stimulasi yang tepat Anda pun bisa mencetak anak cerdas dan kreatif.
Penelitian menunjukkan bahwa sumbangan faktor genetis terhadap intelegensi seseorang berkisar 40-80 persen. "Kita tidak bisa mengukur berapa persentasi kecerdasan yang diturunkan. Yang pasti anak yang cerdas pun harus distimulasi kemampuan berpikirnya agar kecerdasannya muncul," kata psikolog Roslina Verauli.
Namun bila Anda merasa kecerdasan Anda tergolong rata-rata, tak perlu khawatir nantinya si kecil otaknya kurang "encer". Pasalnya ada faktor lain yang tak kalah penting dalam kecerdasan anak, yakni gizi dan pola asuh orangtua (lingkungan).
Gizi yang baik ibarat bahan bakar bagi otak. Perkembangan sirkuit otak sangat bergantung pada kualitas nutrisi dan stimulasi yang diberikan pada balita sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun pertama, atau disebut masa emas pertumbuhan (golden age period).
Cepatnya pertumbuhan sel otak manusia pada usia bayi hingga usia tiga tahun dan mencapai kesempurnaannya di usia lima tahun, membuat faktor pemenuhan gizi sebagai faktor yang vital.
"Sampai umur setahun, 60 persen energi makanan bayi digunakan untuk pertumbuhan otak," kata dr.Soedjatmiko, Sp.A (K), dokter spesialis anak konsultas tumbuh kembang. Oleh karena itu bayi dan balita membutuhkan banyak protein, karbohidrat, dan lemak.
Selain itu bayi dan balita membutuhkan vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat besi, seng, AA, DHA, sphyngomyelin (kompleks lipid kandungan lemak di otak), sialic acid, dan asam-asam amino seperti tyrosine dan tryptophan.
"ASI mengandung semua kebutuhan tersebut, termasuk AA, DHA," kata Soedjatmiko, yang juga menjadi salah satu pembicara dalam acara Smart Parent Conference yang diadakan oleh Frisian Flag di Jakarta beberapa waktu lalu ini.
Dengan nutrisi yang seimbang, makin banyak jumlah sel-sel otak bayi. "Makin banyak kualitas percabangan sel-sel otak, makin bagus fungsi sinaps (ujung sel saraf) antara sel-sel otak, makin cerdas seorang anak," ujar Soedjatmiko.
Stimulasi tepat
Mengingat pentingnya periode emas ini dalam masa perkembangan anak, orangtua dan guru perlu memberikan stimulasi yang cukup bagi anak. Karena hanya dengan stimulasi, perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak bisa mencapai tahap yang optimal.
Merangsang kecerdasan anak sudah bisa dilakukan sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan terus menerus setiap hari dengan stimulasi yang bervariasi dan teratur, dengan merangsang otak kiri dan otak kanan bersama-sama.
"Stimulasi akan memengaruhi pertumbuhan sinaps yang membutuhkan sialic acid untuk membentuk gangliosida, yang penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori," lanjut Soedjatmiko.
Selain itu, rangsangan yang bervariasi dan dilakukan dengan kasih sayang akan melipatgandakan jumlah hubungan antar sel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks, canggih, dan kuat, sehingga kecerdasan anak semakin tinggi dan bervariasi (multiple inteligence).
Menurut Roslina Verauli, untuk memberikan stimulasi yang tepat orangtua harus peka terhadap kemampuan anak. "Ajak anak bermain sesuai dengan minatnya. Ajak pula anak melihat berbagai tempat, jangan hanya ke mal saja," kata psikolog yang akrab di sapa Vera ini.
Vera juga menyarankan agar orangtua memberikan tempat tinggal yang kaya fasilitas penunjang kecerdasan, seperti adanya buku- buku, alat musik, juga halaman tempat anak bermain. "Bila tak punya halaman, sesekali ajak anak ke lapangan atau taman publik," cetusnya.
Terakhir adalah stimulasi berupa pendidikan dan pelatihan yang memadai. "Selain sekolah, ikutkan anak pada kegiatan eskul. Tapi bukan les matematika, melainkan yang berkaitan dengan minat anak. Bila dua tahun tidak ada perkembangan, stop, ganti dengan eskul lain," ujar psikolog yang sering menjadi narasumber di berbagai media ini.
# Nutrisi Otak Agar Anak Cerdas #

Agar si kecil tumbuh sehat juga cerdas maka Kebutuhan yang diperlukan antara lain Lemak Pembangunan Otak, Lemak, terutama asam lemak (DHA dan ARA), adalah salah satu nutrisi yang penting untuk pertumbuhan otak dan mata si kecil. Kekurangan kedua jenis asam lemak esensial itu saat lahir berkorelasi dengan berat badan yang rendah, lingkar kepala yang kecil, dan ukuran plasenta yang rendah. Akibatnya perkembangan sistem saraf pusat dan kemampuan kognitif di masa selanjutnya pun turut terpengaruh. menurut suatu penelitian yang dipublikasian dalam Brithis Medical Journal, Inggris, tahun 2001.
Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, berikan ASI seoptimal mungkin untuk si kecil. Sebab ASI terbukti mengandung asam lemak yang dibutuhkan otak untuk bisa berkembang. Dari studi yang dilakukan di The University of Kentucky Chandler Medical Center, Amerika Serikat, terbukti IQ bayi yang diberi ASI jauh lebih tinggi dibanding dengan yang tidak diberi ASI. Dan, pada saat anak mulai diberikan makanan padat, kebutuhan asam lemak itu bisa Anda penuhi dengan memberikan ikan, telur bebek, susu yang diperkaya DHA dan ARA, atau minyak jagung.
Karbohidrat Bahan Bakar Otak Glukosa dari makanan yang kaya karbohidrat merupakan bahan bakar otak yang amat penting agar otak berfungsi optimal. Proses pengolahan informasi dan mengingat dapat berjalan dengan baik dengan terpenuhinya kebutuhan glukosa otak tersebut. Ini semua bisa didapatkan dengan memberikan anak berbagai jenis kacang-kacangan, kentang, buah-buahan seperti pisang, sawo, serta sayur-sayuran misalnya singkong dan daun ubi jalar.
Sedangkan untuk Protein Pembentukan Neurotransmiter adalah senyawa asam amino yang berperan terhadap proses pengolahan informasi di otak. Kadar ini sendiri amat berpengaruh terhadap seberapa banyak protein yang ada dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari Kebutuhan ini bisadidapat dari ikan, daging, keju, yogur dan kacang-kacangan Sedangkan kebutuhan Buah-buahan, Sayur-sayuran yang diperkaya antioksidan amat diperlukan untuk melindungi otak dari proses kerusakan sel-sel otak yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mengingat, seperti proses belajarpun jadi lamban.
# Nutrisi Tepat, Anak Cerdas #
USIA balita adalah masa pertumbuhan pesat, termasuk otak yaitu organ penting sebagai pusat kontrol, berpikir, emosi, dan tingkah laku. Keberhasilan proses pertumbuhan otak dipengaruhi asupan gizi yang seimbang semasa bayi dalam kandungan, masa bayi, dan balita.
Karena itu, penerapan pola makan yang baik sudah harus dimulai sejak dini. Diketahui, kecerdasan dipengaruhi tiga hal, yaitu genetik, lingkungan, dan gizi. Kekurangan zat gizi tertentu bisa menghambat perkembangan otak dan bisa menurunkan kecerdasan anak.
Faktor gizi menjadi penting karena bersifat irreversible, jadi jika kekurangan pada masa tertentu tidak dapat pulih. Karena itu sebagai orangtua, memilih makanan terbaik dengan kandungan nutrisi seimbang dan porsi yang tepat harus dikuasai.
Pertumbuhan otak atau masa cepat tumbuh otak terjadi ketika bayi masih dalam kandungan hingga bayi berusia 18 bulan. Karena itu, ibu hamil juga harus memperhatikan asupan nutrisi yang dimakan. Perkembangan otak berlanjut di masa balita, merupakan suatu periode penting bagi proses tumbuh-kembang.
Masa pertumbuhan dan perkembangan usia balita menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak pada periode selanjutnya. Pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal sangat dipengaruhi asupan zat gizi makanan yang dikonsumsi.
Begitu juga dengan pertumbuhan dan perkembangan otak yang berhubungan erat dengan tingkat kecerdasan anak. Sementara itu, otak janin mengalami periode pertumbuhan cepat pertama kali saat kehamilan trimester ketiga. Pada trimester ketiga ini, sel neuron (sel-sel otak) pada otak besar membelah dan membagi dengan cepat. Berbagai nutrisi berperan penting dalam pembentukan dan perkembangan otak janin yang telah dimulai pada awal kehamilan.
Kebutuhan zat gizi yang penting ditingkatkan selama kehamilan adalah karbohidrat (energi), protein, kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, seng, iodium, vitamin A, B1, B3, B6, B9 (asam folat), C, dan vitamin D. Pada trimester ketiga usia kehamilan, sangat penting mengonsumsi bahan makanan yang mengandung zat gizi, seperti vitamin B6, seng, kalsium, zat besi, protein, dan B9.
Masa pertumbuhan emas otak tahapan kedua terjadi saat bayi baru lahir sampai usia 30 bulan. Usia bayi 0–6 bulan sangat disarankan untuk diberikan air susu ibu (ASI) eksklusif. ASI mengandung nutrisi yang cukup hingga bayi berusia enam bulan. Menginjak usia 6–30 bulan, bayi mulai diberi makanan sesuai kebutuhan tubuhnya.

# Anak cerdas dengan alunan musik #
Musik tidak sekedar hiburan yang menyenangkan untuk di dengar tetapi dari beberapa penelitian membuktikan bahwa musik juga dapat mencerdaskan anak. Alunan suara yang berirama dapat dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Ahli lain percaya bahwa musik dapat dipakai untuk memutar janin sungsang kembali ke posisi normal. Lalu musik yang bagaimana yang dapat membuat anak menjadi cerdas? Apakah harus musik klasik yang sudah banyak diteliti?
Menurut psikolog dan terapis Dra. Louise M, MPsi, mengatakan bahwa bukan hanya musik klasik yang dapat memberikan terapi bagi janin, bayi dan anak-anak tetapi semua musik yang berirama tenang, mengalun lembut dan teratur. Dan bukan musik yang beraliran cadas atau musik metal yang membuat anak justru menjadi gelisah. Adapun untuk musik klasik memang sudah tidak diragukan lagi karena sudah banyak diteliti seperti karya Mozart dan Sebastian Bach.
Musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart bisa membuat perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak. Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi ibu yang sedang mengandung untuk mendengarkan musik yang lembut atau musik klasik. Hal ini dapat dilakukan ketika sedang dalam perjalanan dalam mobil atau sambil tiduran. Ketika ibu sedang mendengarkan musik dengan nyaman maka akan membuat detak jantung dan desir aliran darah menjadi teratur sehingga emosinya menjadi stabil. Emosi yang stabil pada ibu akan membuat makan menjadi teratur dan kebutuhan nutrisi untuk bayi dapat terpenuhi dengan baik.
Mendengarkan musik klasik sebenarnya merupakan bagian dari beberapa stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil kepada janin di dalam kandungan. Menurut guru besar Prof. Dr. Utami Munandar, stimulasi tersebut meliputi stimulasi fisik-motorik dengan "mengelus-elus" jabang bayi melalui kulit perut sang ibu, stimulasi kognitif dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan stimulasi afektif dengan menyentuh perasaan bayi. Makin sering dan teratur perangsangan diberikan, makin efektif pengaruhnya. Pada janin, musik akan merangsang perkembangan sel-sel otak. Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga tahun.
Berbagai penelitian telah membuktikan musik Mozart dapat: 1). Menstimulasi otak kanan, meningkatkan kreatifitas berpikir, 2). Mengurangi stress dan tekanan, 3). Memelihara pikiran, tubuh dan jiwa anda, 4). Menstabilkan detak jantung, tekanan darah dan temperatur tubuh.
Efek musik Mozart pada janin dalam kandungan, bayi baru lahir, bayi dan anak-anak adalah : 1). mengatur pergerakan alami tubuh, 2). mengurangi stres & membuat bayi lebih aktif, 3). meningkatkan kestabilan emosional, 4). menstimulasi gerakan tubuh, 5). membuat tubuh menjadi lebih rileks.
Musik tidak hanya diberikan pada saat janin masih dalam kandungan tetapi setelah dilahirkan pun masih terus untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Dengan semakin bertambah usia anak-anak menyukai musik yang berdampak juga untuk tumbuh kembang masa anak-anak, remaja dan dewasa.

Kedahsyatan di Balik Alunan Musik Klasik
Jakarta, Sinar Harapan Jangan sepelekan musik klasik. Musik abad ke-18 yang dinilai monoton dan mengundang kantuk bagi orang awam ini ternyata membawa dampak positif bagi perkembangan kecerdasan anak. Dari sekian banyak deretan gubahan komposer klasik, karya Wolfgang Amadeus Mozart dinilai paling tepat untuk dikonsumsi anak-anak dan bisa menjadi semacam terapi bagi pasien. Adalah Don Campbell, seorang pakar musik asal Amerika Serikat (AS) yang pertama kali melakukan penelitian mengenai hal ini. Menurut Dra. Hj. Iesye Widodo Psi, seorang psikolog sekaligus praktisi terapi musik bagi anak dan ibu hamil, Campbell bahkan mengalami sendiri penyembuhan penyakit pembekuan darah otak dengan terapi musik klasik. Dari pengalaman pribadi inilah maka Campbell melakukan penelitian terhadap efek musik klasik terhadap mental emosional dan spiritual dalam pembinaan dan pembentukan ketajaman pikiran. Semua hasil penelitian ini tercurah dalam buku berjudul Efek Mozart yang ditulisnya. Pemanfaatan musik klasik terutama ciptaan Mozart sudah lama dikenal dan dipraktekan di AS serta negara-negara Eropa. ”Di Indonesia, pemanfaatan musik untuk merangsang peningkatan ketajaman pikiran atau IQ dan kreativitas atau EQ baru mulai dikenal sejak 1995. Ternyata bayi atau anak yang lahir dari ibu-ibu yang telah mengikuti dengan teratur kegiatan terapi musik dan menyanyi selama hamil menunjukkan tingkat kecerdasan mental dan emosi yang tergolong baik,” papar Isye dalam sebuah seminar tentang efek musik klasik dan perkembangan kecerdasan di Jakarta , Sabtu (7/9). ”Musical Intelligence” Isye mengutip psikolog AS Dr. Alfred Tomatis yang merupakan pelopor penelitian efek bunyi bahwa melalui musik seorang ibu hamil dapat dengan mudah berkomunikasi dan bersambung rasa dengan janinnya. Penelitian yang dilakukan Tomatis pada 1980 ini didukung oleh penggunaan magnetic resonance imaging (MRI) dan Positron Emision Tomography (PET scan). Kedua alat ini memberi hasil akurasi reaksi kerja otak terhadap rangsangan suara yang datang. Ternyata aktivitas otak menimbulkan gerakan motorik tertentu dari bayi. Kesimpulan yang diambil kemudian antara lain, musik jenis tertentu dapat mengatur cepat atau lambatnya denyut jantung bayi selama masih dalam kandungan. Bahkan berat badan bayi prematur akan membaik setelah diberi terapi musik klasik. Anak-anak balita yang mendapat pelajaran musik-musik secara teratur memiliki kelebihan dalam aktivitas motorik, kemampuan matematik maupun membaca dibanding dengan anak lain yang tidak diberi latihan tersebut. Asal tahu saja, janin telah dapat mendengar dengan jelas pada usia enam bulan dalam kandungan sehingga ia dapat menggerakkan tubuhnya sesuai dengan irama musik atau dana suara sang ibu. Pendapat ini didukung oleh Dr.Karel Staa, SpA, seorang dokter spesialis anak yang menyatakan bahwa secara embriologis bayi di dalam kandungan mulai terbentuk pusat saraf dan jaringannya sejak minggu pertama kehamilan. Dalam usia kehamilan 30 minggu, jaringan saraf dan alat pendengaran mulai berfungsi baik sehingga dapat menerima rangsangan suara dari luar kandungan dengan kekuatan frekuensi tertentu. Memang musik bukanlah segala-galanya bagi kehidupan manusia. Bahkan cabang seni satu ini kerap dianggap remeh bagi mayoritas orang. Seorang anak akan dimarahi jika nilai matematika di sekolahnya buruk, tapi tidak pernah ditegur kalau nilai pelajaran seninya jelek. Dra. Rose Mini A. Prianto, Mpsi menuturkan bahwa musical intelligence yakni kemampuan mengekspresikan diri lewat lagu dan memahami musik hanyalah salah satu dari sembilan jenis intelegensi yang dikemukakan Howard Gardner, seorang psikolog pendidikan asal Harvard University . ”Namun jangan dianggap enteng, sebab dengan mendengar musik ada beberapa keuntungan yang didapat oleh otak kita. Dengan mendengar alunan musik otomatis kita mendapat latihan memori, pelajaran bahasa (kalau musik itu berbahasa asing) serta latihan berpikir,” tutur pengajar fakultas psikologi Universitas Indonesia (UI) ini dalam kesempatan serupa. Dengan mendengar sebuah irama musik maka otak dilatih mengingat sebuah irama yang kelak akan didengar lagi. Jika musik itu berbahasa asing maka kita terangsang untuk mengetahui apa arti liriknya. Dan irama yang kita dengar membuat kita mengerti makna keindahan musik . Rose menjelaskan kita tidak perlu menjadi pemusik profesional untuk mampu berpikir secara musikal. Setiap orang memiliki kecerdasan untuk memahami musik dan jika dirangsang akan dapat berkembang secara optimal. Lebih jauh Rose berpendapat, jangan pernah membatasi mendengarkan satu jenis musik saja, sebab semua musik sama-sama memiliki rangsangan terhadap otak. Bukan Hanya Klasik Kebetulan saja Campbell meneliti musik klasik gubahan Mozart yang dianggapnya memiliki irama, melodi dan frekuensi tinggi yang bisa merangsang dan memberi daya ingat kepada daerah kreatif dalam otak. Musik Mozart tidak membangkitkan gelombang emosi yang naik turun dengan tajam seperti karya Beethoven. Karyanya juga tidak kaku dan datar seperti lagu Gregorian, namun juga tidak terlalu lembut membuai seperti pengantar tidur bayi. Kelebihan-kelebihan inilah yang dapat membuat seseorang merasa rileks dan tenang ketika mendengarkan gubahan Mozart. Rasa rileks ini disinyalir dapat membuat otak tenang dan memperlancar aliran darah sehingga meningkatkan kinerja otak. Lain menurut Campbell , lain lagi di mata Maya Hasan. Pemain harpa yang pernah meraih penghargaan Violet Burlingham Award ini menganggap ada tiga anggapan salah yang beredar di sebagian kalangan orang.. ”Orang banyak mengira bahwa hanya musik klasik yang patut didengarkan, padahal tidak juga. Semua jenis musik dapat merangsang kerja otak dan baik untuk pertumbuhan. Lalu ada lagi presepsi yang mengatakan bahwa cuma musik karya Mozart saja yang patut diperdengarkan pada anak. Dan presepsi salah lain adalah fanatisme terhadap kategori musik klasik,” ujar Maya. Menurut ibu dari tiga anak ini, ada baiknya seorang anak juga diperkenalkan pada musik jenis lain, bukan hanya klasik saja. Sebab dengan memiliki lebih banyak perbendaharaan musik maka seseorang akan lebih mempunyai ketajaman rangsangan terhadap segala kondisi.(mer)
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0209/09/ipt01.html

4 komentar:

  1. Ehm..ternyata bayi dalam kandungan kalo didengarkan Musik klasik bisa membuat otaknya cerdas ya....T.O.P B.G.T deh artikelnya..

    BalasHapus
  2. makasih......moga anakku kelak jg bisa jdi cerdas

    BalasHapus
  3. okelah
    sama" mbak n mas
    mudah"n informasi ini menjadi bermanfaat untuk kedepannya..
    kami tunggu kunjungannya n masukannya kembali ya..

    BalasHapus
  4. Artikel yg brmanfaat,mbak..terutama karna saya sangat menyukai musik. Mudah2an nanti kalo saya udah nikah dan dikasi kehamilan, insyaallah pengen praktekin ini :)

    BalasHapus