Laman

Jumat, 22 April 2011

Manfaat Apel Bagi Wanita


Memakan satu buah apel sehari dipercaya dapat membuat seseorang terbebas dari penyakit. Tapi lebih dari itu, apel ternyata juga memiliki banyak manfaat, terutama bagi para wanita. Ini di antaranya.

Prof. Bahram H. Arjmandi, seperti Fox News, mengatakan bahwa wanita yang mengonsumsi apel satu buah sehari dalam enam bulan akan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh sebanyak 23 persen. Sebaliknya kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuhnya akan meningkat sebanyak 4 persen.

Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 160 wanita berumur 45-65 tahun menemukan, para wanita yang mengonsumsi lebih sedikit apel memiliki kandungan lipid hydroperoxide, lemak yang dapat merusak sel-sel dalam tubuh serta protein C-reaktif, yang dapat menyebabkan peradangan di dalam tubuh.

Yang paling menyenangkan bagi wanita, apel dapat membuat mereka kehilangan rasa lapar karena mengandung 240 kalori per buah. Namun mengonsumsi apel tak akan membuat berat badan mereka bertambah, sehingga lekuk tubuh pun tetap terjaga. ()

sumber:http://id.berita.yahoo.com/manfaat-apel-bagi-wanita.html

Rabu, 20 April 2011

Bahan Berbahaya Dalam Makanan Cepat Saji

LAIN kali bila Anda ingin membeli fast food, pikirkanlah otak Anda. Dengan memilih es teh tawar ketimbang minuman soda, ayam bakar ketimbang goreng, tanpa sadar Anda akan terhindar dari dua bahan makanan berbahaya yang biasa dikandung fast food.

Apa saja dua bahan berbahaya tersebut?

1. Lemak jenuh

Dalam sebuah studi di laboratorium, para peneliti Kanada menemukan bahwa makanan kaya lemak jenuh seperti hamburger, keju, krim salad dressing, dan milkshake meningkatkan tingkat protein otak yang berhubungan dengan Alzheimer. Risiko itu pun terhitung delapan kali lebih tinggi daripada makanan kaya lemak 'baik' seperti pada ikan dan kacang-kacangan.

2. Gula

Minuman terlalu manis akan menurunkan kemampuan memori dan menggandakan jumlah plak amiloid yang memicu Alzheimer, menurut studi laboratorium di Amerika. Maka itu ada alasan kuat untuk mengatakan tidak terhadap soda, teh manis, dan makanan penutup seperti kue dan pai. (MI/ICH)

sumber:

Selasa, 12 April 2011

Wah, Remaja Penggemar Musik Lebih Mudah Depresi

REMAJA yang menghabiskan banyak waktu mendengarkan musik lebih berisiko mengalami depresi daripada remaja yang memiliki kegemaran membaca. Demikian diungkap sejumlah peneliti dari University of Pittsburgh School of Medicine, Amerika Serikat.

Peneliti melibatkan 106 peserta untuk mencari keterkaitan media dengan kesehatan emosional. Selama dua bulan, peneliti meminta peserta uji coba selama puluhan kali untuk melaporkan jenis media yang mereka terima, termasuk televisi, musik, video game, internet, majalah, dan buku.

Para ahli menemukan remaja yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka mendengarkan musik 8,3 kali lebih berisiko menjadi depresi. Di sisi lain, mereka yang lebih suka membaca buku hanya sepersepuluh dari penggemar musik yang berisiko depresi.

"Pada titik ini, tidak jelas apakah orang depresi mendengarkan musik sebagai pelarian atau apakah mendengarkan musik dalam jumlah besar dapat menyebabkan depresi atau keduanya. Apa pun itu, temuan tersebut dapat membantu dokter dan para orang tua menyadari adanya kaitan antara media dan depresi," kata Dr Briaqn Primack, asisten profesor kedokteran dan pediatri di Pitt's School of Medicine.

Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental, penyakit depresi diperkirakan memengaruhi satu dari 12 remaja. Studi ini diterbitkan dalam edisi April dalam jurnal Archives of Pediatric and Adolescent Medicine.(MI/***)

sumber:

Kamis, 07 April 2011

studi kasus klinis 2011

TUGAS PSIKOLOGI KLINIS !

Kasus:

R adalah remaja berusia 15 tahun, kelas 3 SMP. Anak pertama dari tiga bersaudara. R berasal dari keluarga menengah ke atas. Sudah lima bulan ini ia mogok sekolah tanpa alasan yang jelas. Sehari-hari ia hanya berada dirumah, makan, nonton, dan tidur. Jika ditanya dia tidak menjawab dan hanya menangis. Prestasi R di sekolah tidak terlalu bagus, nyaris tidak naik kelas. Setelah libur kenaikan kelas, R sempat bersekolah selama satu bulan kemudian ia mulai menciptakan berbagai alasan untuk tidak masuk sampai sekarang.

Analisis:

1. Pendekatan Psikoanalisis

Asumsi dasar dalam teori ini yaitu tingkah laku manusia ditentukan oleh impuls, keinginan, motif, dan konflik yang bersifat intrapsikis dan terkadang berada diluar kesadaran. Faktor intrapsikis dapat menyebabkan perilaku normal dan abnormal. Dasar dari tingkah laku sudah terbentuk sejak masa kecil melalui kepuasan atau frustasi kebutuhan dasar. Hubungan awal dengan keluarga, teman sebaya, dan figur otoritas lainnya sangat diperhatikan. Jadi dalam kasus ini kemungkinan terjadi karena beberapa faktor diatas seperti salah satunya bagaimana hubungan awal si R dengan keluarga, teman-temannya, gurunya ataupun figur otoritas lainnya. Kesan pertama atau persepsi pertama yang R dapat mengenai orangtua, teman-teman, dan juga gurunya bisa mempengaruhi tingkah lakunya saat ini.

Seperti mengenai ia mogok sekolah dan prestasinya yang rendah. Itu kemungkinan ada kaitannya dengan hubungannya dengan teman-temannya di sekolah yang kurang baik. Sehingga perilaku seperti itu yang muncul. Untuk menekan atau mengalihkan apa yang berada di dalam id maka ia menjadi malas sekolah. Hal tersebut agar terlihat wajar dan tidak terlalu mencolok bahwa ia mempunyai hubungan tidak baik dengan teman-temannya. Tapi dalam hal ini bisa juga ditambah karena faktor gurunya dan juga orangtuanya yang kurang memperhatikan perkembangan dirinya secara akademis. Sehingga apa yang dia harapkan ternyata tidak didukung oleh realitas yang ada.

Ia tidak pernah keluar rumah, ia lebih suka beraktivitas di dalam rumah seperti makan, tidur, dan nonton itu merupakan pengalihan terhadap konflik batinnya. Secara tidak langsung ia ingin menekan perasaan sedih, marah dan kecewanya terhadap dirinya yang tidak mampu mengatasi inferioritinya tersebut agar terlihat wajar dalam realitasnya.

2. Pandangan Behaviorisme

Asumsi dasar dalam teori ini adalah bagaimana respon individu terhadap stimulus yang ada. Stimulus diberikan secara terus menerus lalu individu akan mempelajarinya. Dan dalam teori ini juga dijelaskan bagaimana cara mempertahankan atau menghilangkan perilaku yang muncul dengan reinforcement dan juga punishment. Dalam pandangan behavior kasus ini bisa terjadi dikarenakan faktor lingkungan.

Lingkungan keluarga si R misalnya. Si R memang berasal dari keluarga menengah ke atas. Secara materi ia berlebihan, apapun yang ia mau orangtuanya dapat mewujudkannya. Sehingga ia termanjakan oleh materi. Saat ia minta ini itu orangtuanya dapat mewujudkannya. Saat ia membuat kesalahan pun orangtuanya tidak protes ataupun marah, cuek saja. Tapi dalam lingkungan sekolah ternyata berbeda. Saat ia mendapat nilai buruk ataupun melakukan kesalahan yang ia dapat justru hukuman. Tapi saat ia mendapat nilai baik justru tidak ada yang memperdulikannya terutama orangtuanya. Ini membuat perilakunya menjadi buruk dan membuat dia mempertahankan perilakunya yang malas sekolah tersebut. Karena saat ia melakukan perbuatan baik, lingkungan tidak memberikan respon apapun. Sehingga ia merasa apa yang ia perbuat bukan suatu kesalahan yang besar. Ini membuat motivasi sekolahnya menjadi rendah. Tidak ada figur yang baik yang dapat ia contoh. Apalagi saat pertama kali ia membuat alasan untuk tidak masuk sekolah kemungkinan orangtuanya membiarkannya saja sehingga ia lebih suka berada di rumah daripada di sekolahnya yang mungkin menurutnya tidak ada yang memperdulikan perkembangan akademis dia di sekolahnya. Dan kemungkinan teman-temannya memandang dia juga sebelah mata lantaran ia bodoh dan jarang berada di kelas untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Ini membuat ia lebih menyukai beraktivitas di rumah seperti makan, nonton, dan tidur.

3. Pandangan Humanistik

Teori humanistik menekankan pada usaha individu untuk mencapai aspek-aspek positifnya. Inti dalam teori ini adalah bagaimana cara individu mengaktualisasikan dirinya. Individu yang telah mencapai aktualisasi diri tidak harus lebih bahagia, lebih sehat atau lebih populer dari kebanyakan orang, tetapi mereka menjadi individu yang lebih ingin tahu, toleran, spontan, penuh perhatian dan yang terpenting adalah mampu menerima diri sendiri dibandingkan orang kebanyakan.

Dalam kasus ini R dalam kebutuhan fisiologis sudah dapat terpenuhi dikarenakan R berasal dari keluarga menengah ke atas. Tapi secara psikologis kemungkinan kebutuhannya belum terpenuhi. Ini bisa di lihat dari beberapa faktor seperti orangtuanya yang terlalu sibuk sehingga kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua terutama dalam bidang akademisnya. Ini membuat perilakunya agak menyimpang di sekolah. Ia jadi malas sekolah dan prestasinya pun kurang bagus. Ini juga membuat dirinya tidak bisa memenuhi kebutuhan pada tingkat selanjutnya karena terhalang oleh kebutuhan psikologisnya.

Kalau mengenai mengapa si R lebih suka berada di rumah dibanding di luar rumah kemungkinan dikarenakan ia mempunyai konsep diri yang rendah dikarenakan prestasinya yang kurang bagus di sekolah, dan juga orangtuanya yang tidak pernah memperdulikan kondisi psikologisnya. Sehingga ia lebih suka di rumah dibandingkan di luar rumah. Atau bisa juga dikarenakan faktor teman-temannya yang bukan memberikan support dan kenyamanan terhadap dirinya yang memang butuh banyak dukungan secara psikologis. Teman-temannya justu malah membuatnya semakin menyalahkan dirinya sendiri akan ketidakmampuannya dalam mengaktualisasikan dirinya tersebut.

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF (field note)

Judul berita: Nanggroe Aceh Darussalam Perdamaian, Elite Baru, dan Geger Teroris

Deskriptif :

1. Mereka khawatir, perdamaian yang dicapai melalui Kesepahaman Helsinki (15/8/2005) hanya temporer. Dalam arti, setelah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) membubarkan diri, bukan mustahil kelak akan lahir organisasi perlawanan baru. Seperti halnya ketika perlawanan Negara Islam Indonesia (NII) Aceh berakhir, muncul GAM.

2. Hasil Susenas BPS 2007 menunjukkan, lebih dari 4 juta lebih penduduk Aceh, 1.083.600 jiwa (26,3 persen) hidup miskin. Angka tersebut jauh di atas rata-rata nasional (16,5 persen).

3. Tidak kalah mengejutkan adalah dana operasional gubernur dan wakilnya sebesar 68 miliar.

Refletif :

1. Dengan kata lain, dalam menjalankan tugas pemerintahan sehari-hari, gubernur dan wakilnya “harus” menghabiskan Rp 168 juta per hari.

sumber: kompas, 9 april 2010

s

Panjang Umur dengan Konsumsi Susu-Keju?

Mungkin selama ini banyak orang yang percaya bahwa mengonsumsi susu dan keju akan berpengaruh besar pada usia seseorang, artinya susu dan produk susu ini dapat memperpanjang usia. Benarkah demikian?

Jika melihat hasil penelitian terhadap 120.000 orang dewasa di Belanda yang berusia lanjut, tim peneliti menemukan fakta bahwa asupan susu dan keju ternyata tidak berpengaruh besar terhadap usia seseorang.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan susu setiap hari oleh kaum pria dan risiko kematian selama masa studi. Sementara untuk wanita, asupan tinggi lemak susu - yang berasal dari mentega dan lemak susu lainnya - dikaitkan dengan peningkatan kecil dalam hal kematian, terutama yang disebabkan oleh penyakit jantung.

Sebaliknya, mengonsumsi produk susu yang mengandung asam lemak tinggi, termasuk yogurt dan krim asam, terkait dengan penurunan kecil terhadap risiko kematian di antara pria dan wanita.

Tak satu pun dari beberapa keterkaitan itu yang membuktikan bahwa produk susu berperan dalam peningkatan atau penurunan risiko kematian. Dan kalaupun ada, efeknya kecil, kata peneliti.

Jadi, temuan ini memberikan sedikit alasan bagi seseorang untuk meningkatkan atau menurunkan asupan susu mereka, kata ketua tim peneliti, Dr. R. Alexandra Goldbohm, dari TNO Quality of Life di Leiden, Belanda.

Peran produk susu, kalaupun ada, terhadap risiko penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya sejauh ini masih belum jelas, tandas tim peneliti.

Di satu sisi, susu berkadar lemak tinggi merupakan sumber lemak jenuh, yang bisa meningkatkan kolesterol dan berkontribusi pada penyakit jantung. Dan beberapa studi, walaupun tidak semua, telah menghubungkan asupan tinggi susu berkadar lemak tinggi dengan peningkatan risiko kanker tertentu, seperti kanker prostat.

Di sisi lain, beberapa studi terbaru menunjukkan bahwa kalsium, protein dan lemak tak jenuh dalam susu mungkin memiliki manfaat kesehatan mulai dari mengendalikan tekanan darah dan berat badan.

Tapi setidaknya ketika berhubungan dengan umur panjang, temuan terbaru ini menunjukkan bahwa produk susu tidak sangat merugikan atau sangat bermanfaat, tulis tim Goldbohm dalam American Journal of Clinical Nutrition.(go4/*)

Selasa, 05 April 2011

Ciri Perempuan Berisiko Sakit Jantung

TAK hanya pria, kaum perempuan mulai kini juga mesti lebih mewaspadai penyakit jantung dengan mengetahui faktor apa saja yang bisa menjadi risiko. Contohnya di Amerika, jantung kini menjadi penyebab kematian utama pada perempuan. Maka itu para ilmuwan pun merekomendasikan agar setiap perempuan mengetahui apakah dirinya juga berisiko .

Berikut beberapa factor yang bisa membuat Anda berisiko mengidap sakit jantung, seperti dikutip dari Shine.com. Dengan mengetahuinya, Anda bisa segera melakukan upaya pencegahan sedini mungkin.

Anda berisiko tinggi bila:
1. Mengidap penyakit arteri koroner (stent, operasi bypass, dan serangan jantung)
2. Mengalami stroke atau karotis (leher) penyakit arteri
3. Arteri di kaki Anda terhambat
4. Mengalami abdomen Aortic Aneurysm yakni arteri melemah di perut
5. Mengidap penyakit ginjal kronis
6. Mengidap diabetes

Anda berisiko terkena penyakit jantung bila:
1. Perokok
2. Kurang gerak
3. Kegemukan atau obesitas
4. Memiliki riwayat keluarga berpenyakit jantung (ayah dengan penyakit jantung kurang dari 65 tahun atau ibu dengan penyakit jantung kurang dari 55 tahun)
5. Tekanan darah tinggi (lebih dari 130/85 mmHg)
6. Kolesterol tinggi (lebih dari 200 mg/dL, HDL (kolesterol baik) kurang dari 50 mg/dL)
7. Mengidap lupus atau rheumatoid arthritis (penyakit autoimun)
8. Mengidap sindroma metabolik
9. Mengalami komplikasi saat kehamilan komplikasi seperti diabetes berhubungan dengan kehamilan, eklampsia atau preeklampsia (hipertensi berhubungan dengan kehamilan).

Ini juga pertama kalinya terdapat rekomendasi tekanan darah tinggi yang berhubungan dengan kehamilan atau diabetes sebagai faktor risiko untuk penyakit jantung di kemudian hari meski setelah kehamilan kondisi tersebut tidak lagi perlu diobati. Sebuah analisis baru-baru ini juga menunjukkan bahwa perempuan dengan kondisi tersebut dua kali lipat berisiko mengidap penyakit jantung koroner (penyumbatan dalam arteri jantung) dan stroke dalam 5 sampai 15 tahun mendatang setelah kehamilan, seperti dikutip dari British Medical Journal pada 2007.

Penyakit autoimun kini juga tengah dipertimbangkan sebagai faktor risiko untuk penyakit jantung dan stroke. Semua faktor risiko harus dioptimalkan jika Anda memiliki lupus atau rheumatoid arthritis.

Oleh karena itu, optimalkan kesehatan Anda sekarang. Bagaimanapun, lebih baik mencegah ketimbang mengobati! (MI/ICH)

Pria Berperut Buncit Berisiko Alami Kebutaan

STUDI terbaru menemukan bahwa menumpuk lemak di perut pada usia paruh baya secara signifikan dapat meningkatkan risiko kebutaan di kemudian hari.

Hal itu disimpulkan para peneliti di University of Melbourne yang mengatakan bahwa ukuran pinggang yang bertambah bisa membuat seseorang berisiko alami degenerasi makula (AMD), menurut laporan Daily Mail, Jumat (1/4). Degenerasi makula adalah suatu keadaan dimana makula mengalami kemunduran sehingga terjadi penurunan ketajaman penglihatan dan kemungkinan akan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan sentral. Bahkan, sedikit penambahan ukuran pinggang juga tampaknya meningkatkan risiko AMD hingga 75 persen.

Namun, perempuan tampaknya tidak terpengaruh oleh hal ini. Perbedaan antara kedua jenis kelamin itu karena hadirnya hormon estrogen pada perempuan .

Lemak pada perut melepaskan estrogen ke dalam tubuh. Berdasarkan hasil studi terhadap hewan, hormone ini bisa menyebabkan peradangan pada aliran darah di belakang mata.

Karena perempuan memiliki tingkat estrogen yang lebih tinggi jadi efek ini tak terlalu berdampak.

Para peneliti telah memantau perubahan lingkar pinggang pada sekitar 21 ribu pria dan perempuan berusia antara 40 dan 69 tahun selama beberapa tahun dan melacak adanya diagnosis AMD. "Ada bukti bahwa peradangan kronis pada mata bisa menyebbakan AMD. Obesitas ditengarai merupalan pemicu peradangan tersebut," kata para ilmuwan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahkan perubahan kecil di pinggang pria bisa menyebabkan peningkatan tajam dalam risiko peradangan tersebut. (MI/ICH)